Warga Desa Wairbleler Pertanyakan Kejelasan Proyek Sumur Bor dari Dana Pinjaman
MAUMERE-Warga Desa Wairbleler, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, mempertanyakan kejelasan pelaksanaan proyek pengeboran sumur bor yang bersumber dari pinjaman daerah Pemkab Sikka.
Pasalnya sejak sosialisasi pelaksanaan pekerjaan proyek yang berlangsung di Kantor Camat Waigete oleh kontraktor CV.Mega Express pada Maret 2022 lalu, sampai hari ini belum ada pelaksanaan pekerjaan pengeboran sumur oleh kontraktor pelaksana.
Keluhan masyarakat Desa Wairbleler ini disampaikan oleh Kepala Desa Wairbleler, Muhamad Jafar saat ditemui di Kantor DPRD Sikka pada Jumat (24/6) siang. Ia mengatakan, sumur bor ini sangat dinantikan oleh masyarakat dua dusun yakni Dusun Wolomapa dan Dusun Habijanang.
“Sumur bor ini sangat dibutuhkan masyarakat 2 dusun yakni Wolomapa dan Habijanang sebanyak 372 kepala keluarga,” ungkap Kades Jafar.
Lanjutnya, sumur bor ini berada di Kampung Wolomapa, Dusun Wolomapa.
Dimana sejak selesai sosialisasi pekerjaan proyek oleh kontraktor pelaksana sampai dengan 24 Juni 2022 belum ada pekerjaan di lapangan. “Kontraktor hanya sosialisasi, memasang spanduk proyek dan mengantar pipa namun kemudian pipa tersebut juga diambil kembali. Masyarakat Wolomapa bingung kenapa pipa diambil kembali dan sampai hari ini tidak ada kelanjutan pekerjaan sumur bor lagi,” ungkap Kades Jafar.
Lanjutnya, dirinya sudah menanyakan kejelasan proyek ini berkali-kali kepada PPK proyek pinjaman daerah Dinas Pekerjaan Umum, Deni da Lopez, namun penyampaikan dari PPK, dirinya diminta untuk bersabar saja, karena pekerjaan sumur bor pasti akan dikerjakan.
Sepengetahuan dirinya proyek ini bersumber dari dana pinjaman daerah dengan anggaran sebesar Rp 900 juta lebih. Ia mengungkapkan, dirinya selaku kepala desa bingung dengan kejelasan proyek ini karena masyarakat Dusun Wolomapa dan Dusun Habijanang sudah berkali-kali menanyakan kepada dirinya. Kades Jafar berharap paket pekerjaan sumur bor harus tetap dikerjakan karena masyarakat sangat mengharapkan air dari sumur bor.
“Selama ini masyarakat bergantung dengan air minum dari bak air hujan dan beli air tangki dengan harga 1 tangki Rp 200.000-250.000. Dengan ekonomi rumah tangga yang lemah, harga beli air ini mahal,” ujar Kades Jafar.
Informasi yang dihimpun media ini di laman LPSE Kabupaten Sikka (www.lpse.sikkakab.go.id), proyek sumur bor ini dimemangkan oleh CV Mega Express dengan pagu anggaran Rp 991.592.728,35. Sesuai jadwal, proyek ini dengan masa kerja 180 hari kerja dan mulai dikerjakan pada tanggal 31 Desember 2021 dan berakhir di tanggal 29 Juni 2022. Namun sampai saat ini, belum ada pekerjaan yang dilaksanakan di lokasi proyek sumur bor. Informasi yang dihimpun media, proyek ini juga sudah mendapatkan jaminan uang muka dari nilai kontrak sebesar Rp 148.738.909.
Disadur dari Kumparan